Beli Kripto
Market
Perdagangan
Futures
Finansial
Promosi
Selengkapnya
Zona Pemula
Masuk
Pembaruan Industri

Strategi Dollar-Cost Averaging (DCA): Cara Efektif Investasi Rutin di Tengah Volatilitas

2025-04-08 03:05:00

Investasi sering kali dihadapkan pada volatilitas harga yang membuat banyak orang ragu untuk memulai. Salah satu strategi yang sering digunakan untuk mengurangi risiko akibat fluktuasi pasar adalah Dollar-Cost Averaging (DCA). Metode ini memungkinkan investor untuk masuk ke pasar secara bertahap, menghindari pembelian di puncak harga dan mendapatkan harga rata-rata yang lebih stabil dalam jangka panjang.

Apa Itu Dollar-Cost Averaging (DCA)?

Dollar-Cost Averaging atau DCA adalah strategi investasi di mana seorang investor mengalokasikan jumlah uang yang sama secara berkala untuk membeli aset tertentu, tanpa memperdulikan harga saat itu. Dengan metode ini, investor membeli lebih banyak ketika harga rendah dan lebih sedikit ketika harga tinggi. Strategi ini dirancang untuk mengurangi dampak volatilitas jangka pendek serta menghindari risiko salah waktu dalam membeli aset. DCA sangat populer di berbagai instrumen investasi seperti saham, reksa dana, emas, dan tentu saja, kripto.

Sejarah Singkat DCA

Konsep DCA sebenarnya sudah ada sejak lama dalam dunia keuangan dan investasi. Meskipun tidak ada individu atau institusi tunggal yang dapat dikatakan sebagai pencetusnya, namun, prinsip-prinsip investasi bertahap seperti yang dilakukan dalam DCA telah dibahas dalam buku The Intelligent Investor karya Benjamin Graham pada tahun 1949. Graham dikenal sebagai bapak value investing dan merupakan mentor dari Warren Buffett, salah satu investor paling sukses sepanjang sejarah.

Dalam perkembangannya, DCA semakin popular seiring dengan meningkatnya akses masyarakat terhadap investasi ritel. Program investasi otomatis yang ditawarkan oleh berbagai perusahaan keuangan, seperti reksa dana dan program pensiun, mulai mengadopsi strategi ini untuk membantu investor mengelola risiko fluktuasi harga. Bahkan, dengan munculnya aset digital seperti Bitcoin yang sangat volatil, DCA kembali jadi strategi andalan banyak investor jangka panjang.

Analogi Sederhana DCA

Untuk memahami konsep DCA dengan lebih mudah, bayangkan seseorang yang ingin membeli beras untuk kebutuhan rumah tangganya. Harga beras di pasar sering kali naik turun, sehingga membeli dalam jumlah besar sekaligus bisa berisiko jika harga sedang tinggi. Sebagai gantinya, orang tersebut membeli 5 kg beras setiap minggu tanpa memperdulikan harga. Ketika harga murah, ia mendapatkan lebih banyak beras, dan ketika harga naik, jumlah yang didapatkan lebih sedikit. Dalam jangka panjang, ia mendapatkan harga rata-rata yang lebih stabil dibandingkan jika harus membeli dalam satu waktu tertentu. Konsep inilah yang diterapkan dalam DCA untuk investasi.

Contoh Penerapan DCA dalam Investasi Emas dan Bitcoin

DCA dapat diterapkan dalam berbagai bentuk aset, termasuk kebutuhan sehari-hari seperti beras, hingga instrumen investasi seperti emas dan Bitcoin.

Dalam hal pembelian beras misalnya, seseorang yang mengalokasikan Rp100.000 setiap minggu untuk membeli beras dengan harga yang bervariasi antara Rp11.000 hingga Rp20.000 per kg akan mendapatkan jumlah yang berfluktuasi setiap minggunya. Jika harga sedang rendah, ia bisa mendapatkan lebih banyak beras, sedangkan ketika harga naik, jumlah yang diperoleh lebih sedikit. Dalam jangka panjang, strategi ini membantu menghindari risiko membeli dalam jumlah besar di harga tertinggi.

Dalam investasi emas, seseorang yang mengalokasikan Rp1.000.000 setiap bulan untuk membeli emas dengan harga yang berkisar antara Rp1.200.000 hingga Rp1.600.000 per gram dalam dua tahun terakhir akan memperoleh jumlah emas yang berbeda-beda setiap bulannya. Dengan DCA, ia tetap bisa mendapatkan akumulasi emas secara bertahap dengan harga rata-rata yang lebih stabil, tanpa harus khawatir tentang fluktuasi pasar.

Pada aset kripto seperti Bitcoin, metode DCA juga sering digunakan oleh investor jangka panjang. Dalam dua tahun terakhir, harga Bitcoin bergerak antara Rp800 juta hingga Rp1,7 miliar per BTC. Jika seseorang menginvestasikan Rp1.000.000 setiap minggu tanpa memperdulikan harga, jumlah Bitcoin yang diperoleh akan berfluktuasi. Ketika harga turun, ia mendapatkan lebih banyak Bitcoin, dan ketika harga naik, jumlah yang didapatkan lebih sedikit. Namun, dalam jangka panjang, strategi ini dapat mengurangi risiko akibat volatilitas ekstrem yang sering terjadi di pasar kripto.

Berikut adalah perluasan gagasan dalam bentuk tabel, menggambarkan bagaimana metode DCA bekerja dalam investasi Bitcoin dengan investasi rutin sebesar Rp1.000.000 per bulan selama 12 bulan.

Setelah 12 bulan berinvestasi dengan metode DCA, total Bitcoin yang diperoleh adalah sekitar 0,010299 BTC dengan total modal yang diinvestasikan sebesar Rp12.000.000. Jika di akhir periode harga Bitcoin berada di Rp1.500.000.000, maka nilai total investasinya menjadi sekitar Rp15.448.500, menunjukkan adanya keuntungan meskipun harga Bitcoin mengalami naik-turun sepanjang tahun.

Pendekatan ini membuktikan bahwa DCA membantu investor menghindari pembelian di harga tertinggi dan memungkinkan akumulasi aset dengan harga rata-rata yang lebih stabil.

Gambar di bawah adalah contoh lain melakukan DCA setiap bulan sebesar US$100 terhadap Bitcoin sejak Desember 2017 hingga Maret 2025.

Metode Dollar Cost Averaging (DCA) telah terbukti sebagai strategi yang efektif bagi investor jangka panjang dalam menghadapi volatilitas Bitcoin. Dengan melakukan investasi rutin sebesar US$100 sejak 17 Desember 2017 hingga 20 Maret 2025, total dana yang telah diinvestasikan mencapai US$8.800. Selama periode tersebut, harga Bitcoin mengalami berbagai siklus naik dan turun, namun dengan pendekatan DCA, investor secara bertahap mengakumulasi 0,64132132 BTC.

Pada harga Bitcoin saat ini, investasi tersebut memiliki nilai sebesar US$55.155,56, menghasilkan return on investment (ROI) sebesar 526,77 persen. Strategi ini menunjukkan bahwa dengan konsistensi dan kesabaran, investor dapat mengurangi dampak volatilitas pasar dan secara bertahap membangun kepemilikan aset dengan harga rata-rata yang lebih stabil. DCA memberikan keuntungan utama dalam jangka panjang tanpa perlu khawatir tentang waktu terbaik untuk membeli, karena pembelian dilakukan secara berkala tanpa memperdulikan pergerakan harga harian. Anda bisa menghitungnya sendiri menggunakan kalkulator ini.

Apa Kelebihan dan Kekurangan Strategi DCA?

DCA memiliki beberapa kelebihan yang membuatnya populer di kalangan investor. Salah satu keunggulannya adalah kemampuannya untuk mengurangi dampak volatilitas harga. Investor tidak perlu khawatir tentang waktu terbaik untuk membeli aset, karena pembelian dilakukan secara berkala. Selain itu, DCA memungkinkan investor dengan modal terbatas untuk tetap berinvestasi secara konsisten tanpa harus menunggu modal besar.

Namun, DCA juga memiliki kelemahan. Salah satunya adalah potensi kehilangan peluang keuntungan jika harga aset terus naik dalam jangka panjang. Jika seseorang memiliki modal besar sejak awal, membeli sekaligus pada harga rendah mungkin lebih menguntungkan daripada membeli secara bertahap. Selain itu, DCA tidak menjamin keuntungan, terutama jika aset yang dibeli mengalami tren turun dalam jangka panjang. Oleh karena itu, pemilihan aset yang tepat sangat penting dalam menerapkan strategi ini.

Kombinasikan dengan DCA

Meskipun DCA adalah strategi yang efektif untuk mengurangi risiko fluktuasi harga, ada beberapa metode lain yang dapat dikombinasikan untuk hasil yang lebih optimal. Salah satunya adalah value investing, di mana investor tidak hanya membeli secara berkala, tetapi juga mempertimbangkan nilai intrinsik aset sebelum membeli. Dengan menggabungkan DCA dengan analisis fundamental, investor dapat memastikan bahwa mereka berinvestasi pada aset yang memiliki prospek pertumbuhan jangka panjang.

Strategi lain yang bisa dikombinasikan dengan DCA adalah momentum investing, di mana investor menambah alokasi dana saat harga sedang berada dalam tren naik. Dengan cara ini, investor tidak hanya mengandalkan pembelian berkala, tetapi juga memanfaatkan tren pasar untuk meningkatkan keuntungan. Selain itu, penggunaan strategi diversifikasi dengan berinvestasi pada berbagai kelas aset seperti saham, emas, dan kripto dapat membantu mengurangi risiko keseluruhan portofolio.

Dollar-Cost Averaging (DCA) adalah strategi yang cocok untuk investor jangka panjang, khususnya di aset yang volatile seperti Bitcoin. Dengan investasi berkala, kamu bisa terhindar dari stres market timing dan tetap bisa membangun portofolio yang sehat. Meski tidak sempurna, DCA bisa menjadi fondasi yang kuat jika kamu kombinasikan dengan analisis yang baik dan strategi diversifikasi.

Siap mulai investasi rutin? Jangan lupa gunakan kalkulator DCA untuk simulasikan hasil investasimu!

Sebelumnya
CoinEx Rewards Berikan Hadiah 100.000 CET kepada Trader Futures Terbaik
Selanjutnya
CoinEx Menyelesaikan Acara Penambangan Kunci CET Untuk Berbagi 300.000 JLP