Beli Kripto
Market
Perdagangan
Futures
Finansial
Promosi
Selengkapnya
Zona Pemula
Masuk

Apa Itu Pola Cup and Handle sebagai Sinyal Bullish?

2025-03-14 10:12:00

Pernahkah kamu melihat harga aset seperti kripto tiba-tiba naik pesat setelah sempat turun pelan? Bisa jadi itu pola Cup & Handle, sinyal bullish favorit para trader untuk menangkap peluang profit besar. Yuk, kita kupas tuntas pola ini!

Sejarah Cup & Handle

Pola Cup & Handle pertama kali diperkenalkan oleh William J. O’Neil dalam bukunya How to Make Money in Stocks yang diterbitkan pada tahun 1988. O’Neil adalah seorang investor dan analis yang mengembangkan metode CAN SLIM untuk mengenali saham-saham dengan potensi kenaikan signifikan. Awalnya digunakan di market saham, pola ini kini populer di berbagai aset seperti forex dan kripto karena potensi sinyal bullish yang kuat

O’Neil menemukan bahwa saham yang membentuk pola Cup & Handle cenderung memiliki prospek bullish yang kuat, terutama jika pola ini muncul dalam tren naik yang sudah terbentuk sebelumnya. Sejak itu, pola ini menjadi popular di kalangan trader dan digunakan secara luas dalam berbagai jenis aset.

Pengertian Cup & Handle

Pola Cup & Handle merupakan pola kelanjutan bullish yang terdiri dari dua bagian utama, yaitu "cangkir" (cup) dan "pegangan" (handle). Bagian cangkir terbentuk setelah harga mengalami tren naik, kemudian terjadi koreksi yang membentuk kurva mirip mangkuk sebelum kembali naik ke level resistensi sebelumnya. Setelah itu, terbentuk bagian pegangan, yaitu pergerakan harga dalam kisaran sempit yang menyerupai bendera kecil sebelum akhirnya harga menembus resistensi dan melanjutkan tren naik.

Cangkir dalam pola ini menggambarkan periode akumulasi, di mana investor mulai membeli aset secara bertahap setelah harga mengalami penurunan sementara. Pegangan berfungsi sebagai periode konsolidasi yang memungkinkan harga mengumpulkan momentum sebelum terjadi breakout.

Analogi

Untuk memahami pola ini dengan lebih mudah, dapat dibayangkan seperti seseorang yang menuangkan teh ke dalam cangkir. Awalnya, teh dituangkan dengan deras (tren naik), kemudian berhenti sejenak untuk menyesuaikan suhu (pembentukan cangkir). Setelah teh berada dalam kondisi ideal, seseorang mengangkat cangkir dan bersiap untuk meneguknya (pegangan). Begitu cangkir diangkat dan diminum, cairan yang tersisa menandakan bahwa momentum akan terus berlanjut (bullish breakout).

Analogi ini menggambarkan bagaimana harga mengalami fase naik awal, kemudian terjadi konsolidasi sebelum akhirnya bergerak lebih tinggi setelah mencapai titik stabil.

Struktur

Pola Cup & Handle memiliki beberapa karakteristik utama yang harus diperhatikan oleh para trader. Struktur pola ini terdiri dari:

1. Cangkir (Cup): Terbentuk setelah tren naik yang diikuti oleh fase koreksi dan akumulas

2. Pegangan (Handle): Terbentuk setelah harga mencapai resistensi pada bagian atas cangkir. Pegangan ini biasanya berbentuk koreksi kecil atau pergerakan harga yang menyempit.

3. Breakout: Terjadi ketika harga menembus level resistensi yang sebelumnya membentuk batas atas cangkir. Breakout ini menandakan kelanjutan tren bullish dan sering kali disertai dengan peningkatan volume perdagangan.

Dalam banyak hal, pola Cup & Handle yang sempurna membutuhkan waktu beberapa minggu hingga bulan untuk terbentuk, tergantung pada timeframe yang digunakan dalam analisis teknikal.

Bentuk dasar dari pola Cup and Handle, di mana harga disebut mengalami breakout setelah naik terlebih dahulu mencapai titik resistensi (sejajar dengan harga sebelum penurunan), kemudian turun sejenak dalam pola handle, lalu bergerak melampaui batas atas handle tersebut ke atas garis resistensi. Sumber: Equentis.com.

Cara Menafsirkan dan Penerapan dalam Analisis Teknikal untuk Buy and Sell

Untuk memanfaatkan pola Cup & Handle dalam trading, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan:

1. Identifikasi Pola: Pastikan harga telah membentuk pola yang menyerupai cangkir dengan dasar yang melengkung, diikuti oleh pegangan kecil di bagian atas di sisi kanan.

2. Tunggu Breakout: Entry ideal dilakukan setelah harga berhasil menembus garis resistensi yang terbentuk di bagian atas cangkir. Konfirmasi breakout dapat dilihat dari kenaikan volume perdagangan.

3. Menentukan Profit Target: Target harga biasanya diukur berdasarkan tinggi cangkir (jarak dari harga bagian terbawah cangkir ke atas garis resistensi) yang kemudian ditambahkan ke titik breakout. Sebagai contoh, jika tinggi cangkir adalah US$10, maka sasaran harga setelah breakout adalah US$10 di atas titik breakout. Gambar di bawah menerangkan bahwa sasaran harga naik adalah AB=CD. Di mana AB adalah ketinggian dari dasar cup ke resistensi. Sedangkan CD merupakan rentang kenaikan harga alias profit target yang sama panjangnya dengan AB.

4. Menentukan Stop-Loss: Untuk mengurangi risiko, stop-loss dapat ditempatkan di bawah pegangan atau di dasar cangkir jika ingin memberikan ruang lebih bagi pergerakan harga.

5. Menggunakan Indikator Pendukung: Konfirmasi tambahan bisa diperoleh dengan menggunakan indikator seperti RSI atau MACD untuk memastikan momentum bullish masih kuat.

Dalam skenario trading, pola ini dapat digunakan dalam berbagai timeframe, baik untuk day trading maupun investasi jangka panjang. Trader yang lebih konservatif sering kali menunggu retest setelah breakout sebelum melakukan entry.

Gambar di bawah ini menerangkan analisis teknikal harga BTC pada time frame 3 hari menggunakan pola Cup & Handle dan beberapa indikator lain oleh CobraVanguard. Analis itu menyimpulkan harga Bitcoin berpotensi melaju US$139 ribu, karena secara teknikal harga sudah menembus batas atas resistensi pola tersebut (US$73 ribu).

Kelemahan

Meskipun pola Cup & Handle merupakan sinyal bullish yang kuat, ada beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan oleh trader:

1. Kemungkinan False Breakout: Tidak semua breakout akan berlanjut ke tren naik yang signifikan. Ada kemungkinan harga kembali turun setelah breakout palsu.

2. Waktu Pembentukan yang Lama: Pola ini membutuhkan waktu untuk terbentuk dengan sempurna, terutama dalam timeframe yang lebih besar seperti daily atau weekly chart.

3. Tidak Selalu Sempurna: Tidak semua pola Cup & Handle berbentuk setengah lingkaran yang ideal. Beberapa bisa lebih curam atau tidak terlalu simetris, sehingga sulit diidentifikasi dengan jelas.

4. Bergantung pada Volume: Breakout yang tidak didukung oleh peningkatan volume dapat menjadi indikasi bahwa pola ini tidak valid dan berpotensi gagal.

Dengan memahami kelebihan dan kelemahan pola ini, trader dapat menggunakannya dengan lebih efektif dalam strategi trading mereka. Kombinasi dengan analisis lain seperti support dan resistance level, serta indikator teknikal lainnya, dapat meningkatkan peluang keberhasilan dalam mengambil keputusan trading.

Kesimpulannya, pola Cup & Handle adalah salah satu pola candlestick yang dapat membantu trader dalam mengidentifikasi peluang beli dengan probabilitas keberhasilan tinggi. Dengan pemahaman yang baik mengenai struktur, cara menafsirkan, serta kelemahannya, pola ini dapat menjadi alat yang berguna dalam analisis teknikal untuk berbagai jenis aset keuangan.

Sebelumnya
Open Interest dalam Trading Kripto: Cara Baca Sinyal Market yang Jarang Diketahui
Selanjutnya
CoinEx Wallet Terintegrasi dengan WalletKit dari Reown: Akses dApps Jadi Lebih Mudah
Sesuai dengan persyaratan peraturan dari departemen terkait tentang aset kripto, layanan kami tidak lagi tersedia untuk pengguna di wilayah alamat IP Anda.